BNPB Harus Berlaku Adil Terhadap Korban Bencana

 


SUARABERITAINDONESIA.COM

BOGOR - KP2C,  Banjir 4 Maret 2025  telah meluluhlantakkan ribuan rumah di hilir Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas serta Kali Bekasi.

Ketinggian banjir antara 2 - 4 meter telah menimpa puluhan ribu jiwa.

Secara administratif banjir melanda wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Ketiganya berada di Provinsi Jawa Barat.

Bagi sebagian besar  warga Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, banjir  tahun ini mengundang tanya. Pasalnya, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) terkesan memberikan perhatian lebih kepada korban banjir di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Para pejabat BNPB berulangkali ke Bekasi dan menyalurkan bantuan serta pendampingan pemulihan pasca banjir.

Warga menyesalkan hal itu.

Mereka merasa  tidak seberuntung warga Bekasi, karena  bantuan pun sangat amat minim sekali yang diterima warga. Padahal di Vila Nusa Indah, Bojongkulur, terdapat  24 RW yang terdampak banjir dengan 7.200 KK atau 28.000 jiwa lebih korbannya.

"Kenapa BNPB tidak hadir di Bojongkulur?" tanya Puarman, Ketua KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas), Rabu (19/03/2025), di Bogor. Komunitas ini beranggotakan sedikitnya 32.000 warga masyarakat korban banjir. Mereka selalu "memanfaatkan" Sistem Peringatan Dini Banjir Berbasis Masyarakat yang dibangun KP2C, dan menilainya  sangat efektif membantu masyarakat memitigasi bencana banjir.

Puarman mencatat sekurangnya sudah lima kali Kepala BNPB ke Bekasi selama 14 hari tanggap darurat banjir. Sayangnya, tidak sekalipun para pejabat BNPB ke Bojongkulur, sebuah desa yang hanya dipisahkan oleh  jembatan penghubung dengan Kota Bekasi. 

"Korban banjir di Vila Nusa Indah Bojongkulur juga Warga Negara Indonesia yang berhak mendapatkan perhatian. BNPB harus berlaku adil terhadap korban bencana," tutup Puarman.( Read one)

Posting Komentar untuk "BNPB Harus Berlaku Adil Terhadap Korban Bencana"